Minggu, 28 September 2014

SIMALAKAMA

Kehidupan macam apa ini yang sedang aku hadapi? 

Satu per satu jawaban segala kehidupanpun muncul. 
Namun, kemunculan jawaban tersebut hanya membuahkan pertanyaan berikutnya. 
Tak akan pernah ada habisnya. 

Dongeng-dongeng itu, kini menjadi sebuah kenyataan. 
Bukan lagi dongeng yang dilisankan, melainkan sebuah realita yang sedang dihadapi. 

Diri ini kini berkecamuk. Berdiri diantara dua kehidupan, keputusan penting harus ku buat. Kemurnian hidupku menuntunku pada sebuah tujuan mulia, namun disisi lain dari tujuan mulia tersebut akan ada sebuah penderitaan yang harus terjadi sebagai kompensasinya. 
Tidak ada satupun yang mengerti hebatnya perdebatan bathinku saat ini. 

Aku tersiksa tanpa tahu bagaimana cara untuk mengatakannya. 
Hatiku bergolak mendidih. 

Aku mengerti akan sebuah tujuan mulia tersebut, namun aku tidak sanggup utk memahami. Keikhlasan macam apa yang kalian inginkan dariku? 

Ini bukan lagi tentang kebahagiaanku, namun ini tentang kebahagiaan Semesta Alam. Aku harus mengesampingkan kebahagiaan pribadiku untukNYA. 

Akankah aku mampu? 

Apakah tidak ada pilihan lain sebagai jalan keluarnya?! 

Otakku buntu! 

Pergolakan bathin yang begitu dahsyat ini membuatku menyerah. 
Akankah aku bertahan? 

Kenapa?! 

Begitu banyak yang mendekat tapi "Jauh", sedangkan Kau jauh tapi "Dekat"!?!? 

TUHAN!!! 
Kau begitu Nyata.

Jumat, 04 April 2014

KELAK

Satu asa yang ku reguk kini menjauh.
Aku tidak pantas merasakan kesakitan yang tidak seharusnya, ini gila.

Kemudian, arah yang pada mulanya ku kira benar ternyata ilusi. 
Kalau memang bukan cinta lantas apa?. Hanya rasa? Rasa apa?
Lagi-lagi aku menghujami diriku dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat muak. Maafkan aku yang telah sempat berbahagia diantara indahnya pelangi yang seharusnya sampai di bumi, yang seharusnya tak dirusak oleh aku sang mendung. 
Maafkan aku.

Ternyata aku tak mampu menemukanmu dengan gelombang pancarku. 
Menghilanglah, aku akan segera baik-baik saja dengan ketersadaranku. 
Melajulah, bagai anak panah yang lepas dari busurnya. 
Menghunuslah, bagai mata pedang yang terlepas dari sarungnya. 
Bersinarlah, bagai surya yang menggantikan pekat malam.
Pergilah, bagai kau tak pernah mengenalku.

Lupakanlah, bagai kau mengingat nama seseorang yang tak pernah kau kenal sebelumnya.

_KELAK.

Minggu, 04 Agustus 2013

NISBI

Kemarau tak lagi menampakkan teriknya..
Yang ia suguhkan bukan lagi sengatan surya..
Badai pun bertalu,
Hujan pun memercik riuh.
Semua tak lagi sama,
Tinggal kekacauan yang tersisa...
Sang Surya tak mampu lagi menyibakkan belati-belati kenisbian bumi.
Semua terlena dengan keterbalikan  ini
Berpaculah sang waktu,
Berpaculah tiada henti...
Hingga tiada lagi ronta
Hingga semua badai sirna
Hingga kemarau menampakkan lagi teriknya ..
Hingga akhirnya kenisbian dimaknai nisbi

Kamis, 06 Januari 2011

Siapa Aku???


Sengatan matahari ini begitu terik kurasa,
Hingga tak kuasa dadaku menahan buncah amarah yang luar biasa…
Bukan sekedar amarah yang tertahan,
namun kekecewaan atas ketidak tegasan sikap yang selalu menuntunku berpikir ke arah satu hal yang tidak ku inginkan.

Sungguh jasad dan jiwa ini sedikitpun tak ingin diremehkan,
bahkan oleh sang penggenggam hati sekalipun.


Berbentur keinginan hati dengan sebuah sikap yang membuat dada selalu kembang kempis menahan luapan sesaknya emosi.


Tolong mengerti,
aku lelah selalu mencoba untuk mengerti .

Tolong pahami, aku lelah dengan keterombang-ambingan ini.
Tolong sadari kemanapun kulalui hanya ketakutan akan ketidak pastian.
Jadi, salahkah aku bila ku bertanya tentang “ siapa diriku dimata hatimu? ”

Tak kuasa ku tahan sengatan kekecewaan karena tidak adanya sikap dari sang penggenggam hati.

Tak mampu dan hanya bisa menahannya didada ,
hingga selalu aliran hangat menggenangi sudut mataku tiada henti.Just want to know who I’am.

Sabtu, 01 Januari 2011

Wish Better Than 2010

Aku melihat sebuah Guratan Kematian memancar di wajahku mengawali pergantian tahun ini,


Ia begitu kelam, begitu tak berpendar..

Seakan mencabik wajahku yang sudah tak menyiratkan keindahan,


Pergilah kelabu, pergilah sendu,

Aku terlalu takut menghadapi kematian sesaatku,


Aku bersimpuh memohon keramahan Tuhan untuk mengembalikan hidup indahku..

Tak ingin lagi ada sembilu, tak ingin ada lagi berai yang terjadi dalam hidupku..


Aku mohon Tuhan,

Berilah kesempatan padaku sekali lagi, hanya sekali

Berilah keindahan itu lagi,

Bukan ku tak bersyukur namun aku hanya ingin kemurahanMu beserta hidupku yang tak akan lama lagi,


Simpuhku memujiMu,

Sujudku Bersyukur padaMu,

CintaMu melebihi CintaKu, Maafkan aku akan hal itu


Sentuhlah aku di kalbuku,

Aku Cinta PadaMu

Inilah Pintaku mengawali tahun indah ini,,


Selamat Tahun Baru 2011,,

Senin, 25 Oktober 2010

Relung Sepi (Aku Hanya Aku)

Ku berdiri mematung menanti sepi yang tak kunjung menepikan sunyinya,
aku menikmati setiap tikaman tetes air hujan yang rintik namun menusuk sampai tulang persendian...

Aku, hanya aku…
Aku dan setiap tetes asa yang kini meluruh bersama aliran rintik hujan yang menghujam tubuhku bersemayam dalam keputus asaan,
Mencari setiap renungan sepi yang siapa tau ku dapati ditengah tikaman ini...

Akupun menipu diri,
membuat sebuah kamuflase ketegaran...
Aku terlihat tegar,
aku berhasil menipu sisi luar ku namun aku luluh lantak di dalam,
seperti hidup dalam kematianku...

Aku tersungkur, tak mampu berdiri…
Setiap jengkal jejakku adalah perihku,
di sana tersimpan guratan kenangan tentang indahmu,
tentang asaku,
tentang mimpiku...

Yang itu adalah dirimu...